­

Novel Suddenly I Become a Princess Episode 2 [Terjemahan Indonesia]

V1C2: Princess' Fate Is A Bumper

Aku anak yatim.

Gadis yang lebih tua dariku yang berasal dari panti asuhan yang sama, saat aku pergi ke masa lalu, pernah berkata saat aku lahir, aku dibungkus dengan sepotong kain dan tergeletak di depan panti asuhan.

Saat itu aku berumur satu tahun lagi masuk SD, Februari, dan gadis itu berusia 19 tahun, umur saat kamu harus meninggalkan panti asuhan.

Karena ibuku tidak memberikan nama padaku, Kepala Panti mencari dj buku telepon dan memberikan aku nama, 'Lee Ji Hye'.

Saat aku mendengarnya pertama kali, aku berpikir, 'Okay, baiklah.'. Di panti asuhan banyak anak sepertiku, dan terlambat bagiku untuk merasakan kekosongan ibuku. Anak panti berumur 8 tahun bukan anak kecil lagi.

Di panti asuhan yang sempit dan kecil, aku hanya bisa berebut makanan dengan anak lainnya.

Jadi saat aku memikirkan kakak yang telah pergi dari panti asuhan, aku sedikit berharap dan ingin segera pergi dari tempat menyebalkan ini

Tapi, kenyataan tidak bisa dibandingkan dengan imajinasimu. Apalagi oleh seofang gadiz panti yang tak punya uang, dan ... apapun!

Setelah keluar dari panti asuhan, tak ada yang tak kulakukan untuk mendapatkan uang. Aku mencuci piring hingga tanganku kapalan, juga bekerja di pusat permainan yang penuh dengan asap rokok.

Makan kimbab yang kadaluarsa sudah menjadi kebiasaan. Aku juga bekerja di toko kelontong. Tak cukup, aku juga mencuci mobil di bawah cuaca yang sangat panas dan membuatku terbakar.

Aku bermimpi untuk hidup seperti anak normal lainny, belajar dan berkencan, taoi untukki, aku tak punya banyak waktu luang. Aku hanya bekerja dan bekerja, dan tak bisa mengalihkan pandanganku dari kerjaan barang sedetik pun.

Wow, tak ada harapan untukku. Aku terjebak di rumahku yang dingin, sekiat diri menahan dingin, dan berpikir hal-hal seperti ini.

Hari selanjutnya, aku bekerja di malam hari tapi aku bahkab tak bisa tidur karena sangat kedinginan. Jika seperti ini, musim panas jauh lebih baik. Aku khawayir aku bakalan mati kedinginan jika seperti ini. 

Tapi, selama hidup, aku terus bertahan hari demi hari seperti ini.

Karena tak ada pilihan, aku meminum beberapa obat tidur yang kudapatkan kemarin. Obat itu benar-benar membuatku bertahan dan membiarkanku tidur tanpa

Dan saat aku membuka mata, aku menjadi seorang putri.

***

"Abwa."

Hari ini masih sama seperti kemarin. Aku hanya makan, buang air, dan menatap semua hal. Aku masih bingung apakah ini mimpi atau kenyataan.

"Putri Athanasia yang cantik."

Untungnya, tidak hanya pelayan yang jahat, tapj ada juga yang baik.

Aku tersenyum pada pelayan yang menggoyangkan mainan, bermain denganku. Dia sangat muda dan cantik dengan rambut coklat dan mata birunya. Dia seperti berusia awla 20 tahun, dan sepertinya dia bakalan mengurusku bulan ini.



Kenapa aku tidak punya nenek tapi pelayan, padahal aku putri? Pfft! Itu karena aku putri yang terbuang. 

"Kau harus tumbuh dengan cepat dan sehat."

Dia sangat cantik saat aku bertemu dengannya, hanya menatapnya membuat kepalaku kosong. Pelayan baik hati ini bernama Lilian. Ah, bagaimana bisa namanya sangat cantik secantik dirinya!

Jadi aku memanggilnya Lilly. Sangat menakjubkan punya pelayan yang cantik yang bisa membuat pikiranmu kosong hanya dengan menatapnya. Hah, bukankah ini kehidupan yang sukses.

"Uwa, bah."

Tapi kesedihan tiba-tiba nampak di wajah Lilly yang menatapku. Oh tidak, hatiku sakit saat aku dilihat perempuan cantik di depanku dan terlihat sedih. Saat Lilly melihatku, dia akan teringat sesuatu dan membuat wajah yang seperti itu.

Noona, jangan membuat wajah seperti itu. Kau cantik saat tersenyum.

"Putri, ini waktunya tidur."

Tapi kebahagiaan hanya sesaat, aku kembali tak setuju.

Menyuruhku tidur saat matahari masih ada di langit, masih penuh semangat! Meski aku merasa mengantuk padahal sudah tidur lama karena aku bayi, ini situasi yang beda. Main denganku lagi. Disini sangat membosankan.

"Tidak mungkin. Kau hanya bisa tumbuh sehat saat kau makan dan tidur dengan baik."

Rengekanku tak berhasil. Melihatku bermain dengan bel di tangannya, dia tersenyum sekali lagi.

"Lillian!"

Saat itu, ada suara dari luar ruangan. Prlayan selalu melakukan itu. Aku lemah dan kecil jadi aku gampang terkejut!

Lilly, yang juga mendengar itu, mengerutkan dahinya. Tangannya menepuk dadaku, mengusir keterkejutanku dan membuatku merasa lebih baik.

"Putri Athanasia, aku akan pergi sebentar dan kembali."

Aku melambaikan tanganku. Meski begitu, bakalan terlihat seperti aku menangis. Hiks.

Ditinggalkan sendirian, aku memutar mataku saat berbaring. Aku melihat ruangan yang indah dan melihat corak kamar. Melihat sekitar sekali lagi, banyak perabotan dan dekorasi yang berkilau memasuki mataku.

Aku selalu penasaran saat melihatnya, apakah mereka emas asli? Aku bakalan mencoba menggigitnya nanti saat giviku tumbuh. Tentunya, jika aku masih hidup nanti

0 Comments