Review: Yang Belum Usai: Kenapa Manusia Punya Luka Batin?

Yang Belum Usai: Kenapa Manusia Punya Luka Batin? Yang Belum Usai: Kenapa Manusia Punya Luka Batin? by Pijar Psikologi
My rating: 4 of 5 stars



View all my reviews



"Eh, kamu gendutan ya sekarang?"

Pernah nggak mendengar hal seperti itu? Atau mungkin pernah berkata seperti itu kepada orang lain?

Setelah mengucap atau mendengar seperti itu gimana perasaannya? Baik-baik saja? Kalau enggak, coba kita membenahi ucapan atau cara pikir kita. Nggak jarang dari kita mengucap hal seperti itu dengan niat mencairkan suasana atau sebagai ucapan karena bertemu teman yang udah lama nggak ketemu. Tapi, pepatah, diam itu seperti emas emang benar ya. Kita nggak tau gimana penerimaan orang terhadap apa yang kita ucapkan. Kadang, ucapan dg maksud candaan bisa jadi melukai hati orang tersebut.

Buku ini menjelaskan luka-luka diri yang tak terlihat. Bagaimana emosi yg kita rasakan atau sikap yang kita tunjukkan saat ini berhubungan dengan luka masa kecil yang tak kita ketahui. Luka itu yg membentuk cara kita memandang dunia dan pola pikir kita. Trauma-trauma yang muncul dewasa ini, bisa jadi ada hubungannya dengan luka batin di masa lalu. Trauma ini yang kemudian jadi membuat luka batin yang akhirnya membuat kita terluka tanpa kita sadari.

Ada contoh dalam buku ini yang cukup menarik buat aku. Ketika kita mengetahui seorang anak kecil menangis, dan kita malah berkata, "Jangan nangis, ya, nanti dibeliin permen." Ternyata kata sepele seperti itu bisa jadi memaksa mereka untuk menutup emosinya. Ya karena kita tidak membolehkannya menangis, dan bisa jadi itu bakalan berpengaruh kepada emosi dirinya di masa depan. Sesepele itu tapi sebesar itu juga dampaknya. :(

Lalu, apa yang harus kita lakukan? Biar luka itu nggak malah membusuk dan jadi sakit di hati? Ya disembuhin dong. Selain membahas apa aja yang bisa jadi alasan luka batin, buku ini juga menjelaskan metode apa saja yg bisa digunakan agar kita tau luka batin apa yg kita hadapi dan bagaimana menyembuhkannya.

Buat kalian yg mungkin sedang terluka, mengutip awalan buku ini, inget, time heals nothing. Kalau sedang luka, obati. Mau itu fisik atau mental. It is okay not to be okay.

I recommend this book to everyone, mau kalian sedang terluka atau enggak. Siapa tau, kita bisa jadi lebih hati-hati agar tidak menimbulkan luka bagi orang lain. :)

0 Comments